Jumat, 20 Juli 2012

manfaat shalat bagi kesehatan jasmani

1. Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram adalah sikap yang berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga dan pangkal tangan yang sejajar dengan bahu, lalu melipatnya di depan perut (di atas pusar) atau dada bagian bawah. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar yang kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.
Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas dan gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan.

2. Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang dan tangan bersandar pada lutut.
Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, ruku` adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

3. I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.

4. Sujud
Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah (tenang), tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak karena sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir juga saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada. Khusus untuk wanita, payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Selain itu, manfaat lain bagi wanita yaitu otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

5. Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi.
Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Duduk Iftirosy
Duduk Tawarru`
6. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Salam bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala, menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.

Demikianlah yang dapat saya share kepada Anda sekalian. Sungguh banyak mendatangkan banyak manfaat bagi kita yang sudi menunaikannya sehari-hari. Semoga dengannya kita bisa lebih meningkatkan ibadah shalat kita. Mengharap banyak kesehatan dan tentulah ridha-Nya.
Yogyakarta, 01 Nopember 2010
Mashudi Antoro (Oedi`)
[Referensi: http://desylvia.wordpress.com/2010/09/09/khasiat-setiap-gerakan-shalat/ dan Al-I\’jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah]

profil chen qiou en

Profile

* Name: 陳喬恩 / Chen Qiao En
* English name: Joe Chen
* Profession: Singer, actress, hostess
* Birthdate: 1979-Apr-04
* Birthplace: Taiwan
* Height: 164cm
* Weight: 47kg
* Star sign: Aries
* Blood type: O
* Talent agency: Jungiery Star (http://www.j-star.tw)


TV Series

* Easy Fortune Happy Life (SETTV, 2009)
* Woody Sambo (TTV / SETTV, 2008)
* Fated to Love You as Chen Xin Yi (TTV / SETTV, 2008)
* Ying Ye 3 Jia 1 as Xia Tian (TTV / SETTV, 2007)
* A Game about Love as Ye Duo Li (CTS, 2006)
* Sugo as Mei Li (2005, Philippines)
* Prince turns to Frog as Ye Tian Yu (TTV / SETTV, 2005)
* Women are Flowers (2004)
* In Love With A Rich Girl as Albee (TTV, 2004)
* 100% Senorita as Zhuang Fei Yang / Liang Xiao Feng (CTS / SETTV, 2004)
* My MVP Valentine as Barbie (SETTV, 2002)
* Lavender (SETTV, 2002)


TV Series Theme Songs

* Ying Ye San Jia Yi OST, Ying Ye San Jia Yi (2006)
* The Magicians of Love OST, The Magicians of Love (2006)
* Prince turns to Frog OST, Prince turns to Frog (2005)


Trivia

* Music group: 7 Flowers (七朵花)
* Hobbies: Singing and acting
* Talents: Singing, acting, and hosting
* Languages: Chinese, Taiwanese, English, and Japanese



* Qiao En was the 1st female to become a member of Jungiery Stars celebrity talent agency.

Rabu, 11 Januari 2012

MISTERY DI BALIK KISAH HARI RAYA IDUL ADHA

HARI raya Idul Adha bisa juga disebut hari raya ‘kurban’ atau hari raya ‘haji’ yang berlangsung setiap tanggal 10 Dzulhijjah merupakan hari raya besar kedua bagi umat Islam setelah Idul Fitri. Idul Adha tahun 1427 H ini diperkirakan bertepatan dengan tanggal 31 Desember 2006, pada hari itu seluruh kaum muslimin dan muslimat dimanapun berada akan menunaikan shalat Idul Adha yang digelar di masjid-masjid atau tanah lapang. Selain shalat dua rakaat secara berjamaah, kaum muslimin dianjurkan menyembelih hewan kurban yang dagingnya kemudian dibagikan kepada para dhu’afa dan masakin.
Sementara bagi kaum muslimin yang sedang menjalankan rukun Islam kelima yakni pergi haji ke tanah suci Makkah al Mukaramah, tanggal 9-10 Dzulhijjah menjadi hari yang sangat urgent. Sebab pada hari itu seluruh jamaah haji wajib ‘wukuf’ di padang Arafah sebagai syarat utama syahnya ibadah haji, sebelumnya tentu telah melaksanakan niat haji (ihram). Sekembali dari Arafah dalam perjalanan kembali menuju gurun Mina, para jamaah diharuskan mabith (menginap sebentar) di Muzdalifah, setelah itu mereka berduyun-duyun melakukan lontar Jumrah Aqabah di Mina (jamarat), kemudian dilanjutkan menuju Masjidil Haram guna melakukan Thawaf keliling Ka’bah dan Sa’i berjalan dari bukit Shafa menuju Marwah masing-masing tujuh kali putaran. Jika seluruh syarat wajib dan rukun telah dijalankan oleh para jamaah, maka usai sudah serangkaian prosesi itu diakhiri dengan ‘takhalul’ mencukur sebagian rambut sebagai pertanda telah sempurnanya rangkaian ibadah haji, barulah mereka menyandang gelar Hajja Mabruuran serta Hajja Mubarrak, amin.
Sungguh tiada tara makna yang dikandung dibalik perayaan Idul Adha ini, banyak hikmah yang dapat dipetik dari momentum tahunan itu. Pelajaran paling mendasar yang ditujukan bagi umat manusia adalah keteladan dan pengalaman para nabi sebagai utusan Allah SWT yang memberikan tuntunan dan ajaran sebegitu rupa.         ÂÂ
“Sesungguhnya, telah Kami berikan kepadamu sumber (yang berlimpah). Maka shalatlah untuk Tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya, orang yang membenci engkau, dialah yang akan terputus (dari harapan masa depan)” (QS: Al-Kautsar: 1-3).
Terdapat dua perintah yang terkandung dalam untaian ayat Al-Qur’an di atas, yakni perintah shalat dan kurban. Keduanya kembali memberikan segala berkat karunia Allah, hanya untuk Allah semata kita beribadah dan berterima kasih, begitu juga dalam berkurban. Nahr atau kurban menjadi simbol yang bermakna amat dalam; yakni daging sembelihan itu lalu diberikan kepada orang-orang miskin, sedangkan proses penyembelihan itu sendiri merupakan simbol pengorbanan diri seseorang. “Yang sampai kepada Allah bukan daging atau darahnya, melainkan yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu” (QS: AlHajj: 37).
Kisah Kurban
Peristiwa kurban yang telah terjadi ribuan tahun lalu, hingga saat ini oleh kaum muslimin masih dikenang sebagai tonggak sejarah yang tak akan dilupakan, bahkan peristiwa misteri itu seolah timbul kembali manakala Idul Adha datang. Sejarah kurban tak terlepas dari rangkaian kisah pengorbanan Nabi Ibrahim As akan puteranya yang terkasih, Ismail As. Di dalam Alquran dilukiskan sebagai Ibrah (pelajaran) yang sangat berharga bagi umat manusia. Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim As bermimpi untuk menyembelih puteranya Ismail. “Ibrahim berkata: hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?…†(QS: Ash-Shaffat: 102).
Betapa galau dan bingungnya Nabi Ibrahim As saat itu akibat mimpinya, situasi sulit benar-benar dirasakan sebab pilihannya harus menyembelih anaknya sendiri. Tentu saja sebagai seorang ayah yang menyayangi anaknya, perintah itu cukup berat dilaksanakan. Anak adalah tumpuan kasih sayang, bahkan Alquran menyebutnya sebagai Ziinatu Al-Hayaati Ad-dunya (perhiasan kehidupan dunia bagi orang tuanya, (lihat QS: Akahfi: 46). Sebaliknya, di sisi lain Nabi Ibrahim AS adalah seorang Rasul yang berkewajiban menyampaikan (Tabligh) dan sekaligus melaksanakan perintah Allah SWT. Sekalipun merasa sangat berat namun akhirnya Nabi Ibrahim menyampaikan mimpi itu kepada anaknya dan Ismail pun berkata: Yaa Abati If’al Ma Tu’mar. Hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar†(QS: Ash-Shaffat: 102).
Selanjutnya apa yang terjadi? Diceritakan bahwa disaat pisau Nabi Ibrahim AS hampir sampai ditenggorokan Ismail, para malaikat berteriak: ya Allah leher itu… ya Allah leher itu… lalu mereka semua bersujud kepada Allah karena tidak kuasa menyaksikan prosesi penyembelihan itu, maka Allah dengan bangga berseru kepada mereka: “Perhatikanlah hai para malaikat-Ku, bagaimana seorang hambak-Ku Ibrahim dan Ismail mentaati perintah-Ku karena semata-mata mengharap ridha-Ku dan seandainya seluruh malaikat-Ku membawa leher-leher mereka maka tidak akan dapat menyamai dan menebus leher Ismailâ€Â. Kemudian Allah memberikan pertolongan kepada keduanya dengan mengganti sembelihan itu dengan seekor kibas, sebagaimana firman-Nya: “Lalu Kami tebus anak itu (Ismail) dengan seekor sembelihan yang besar (seekor domba/kibas)†(QS Ash-Shaffat: 107).
Kebahagiaan yang tiada tara tercurah di wajah mereka berdua, betapa keduanya telah mampu melaksanakan perintah Allah dengan penuh keimanan kepada-Nya. Pujian atas ketaatan Nabi Ibrahim diberikan Allah: “Sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik†(QS Ash-Shaffat: 105). Lantas Allah pun merestuinya: “Salaamun ‘alaa Ibrahim†(Yaitu) kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim†(QS: Ash-Shaffat: 110).
Banyak hikmah yang bisa dipetik dibalik kisah kurban nabi Ibrahim dan putranya Ismail As, sedikitnya tiga hikmah dapat dijadikan pegangan yakni, kesabaran, kejujuran, dan ketaatan kepada sang pencipta Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS Al-Baqarah: 103). Begitu pula, Allah memuji kejujuran Nabi Ibrahim As dengan menyatakan: “Qod Shoddakta Ar-Ru’yaa.†Tentang ketaatannya Allah berfirman: “Walladziina Amanu Asyaddu Hubban Lillahi†(orang-orang yang beriman itu lebih tinggi cintanya kepada Allah, QS Al-Baqarah: 165).
Dalam pandangan lain, jika pengikut tiga agama samawi yang dibawa Nabi Muhammad (Islam), Nabi Musa (Yahudi), dan Nabi Isa (Nasrani) menekankan titik pertemuannya sebagai cucu “Bapak Monoteisme” Nabi Ibrahim, maka faktor agama dalam masyarakat akan berdampak positif sebagai kekuatan daya penyatu (sentripetal). Akan tetapi sebaliknya, jika yang ditekankan adalah unsur perbedaan, maka agama akan berdampak negatif sebagai kekuatan daya pemecah (sentrifugal).
Selain itu, semestinya kita mengingatkan kepada seluruh umat beragama tentang pentingnya upacara kurban (sacrifice) yang dikenal dalam setiap ajaran agama, termasuk ibadah kurban dalam Islam. Selain untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, pemotongan hewan kurban juga untuk mendidik jiwa agar tidak egois. Karena itu, untuk menampilkan kekuatan dari berbagai agama, diperlukan saling pengertian mendalam antara para penganut agama.
Mekkah :D